Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 26 Juni 2023

Dalam rangka memperingati Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 setiap malam Selasa Wage, Keraton Yogyakarta kembali menggelar Uyon-Uyon Hadiluhung. Acara yang bertepatan dengan Senin Pon, 7 Besar Ehe 1956 kembali digelar di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan..

Pada 26 Juni 2023, Uyon-Uyon Hadiluhung menyajikan beragam komposisi gendhing dan pertunjukan Bedhaya Gandakusuma. Acara dapat dihadiri masyarakat secara langsung dengan melakukan reservasi dan dapat disimak melalui siaran langsung (live streaming) kanal YouTube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB. Uyon-Uyon Hadiluhung juga dapat disimak melalui siaran RRI Pro 4 Yogyakarta. Meskipun PPKM tidak diberlakukan lagi, seluruh Abdi Dalem dan tamu yang hadir tetap diimbau untuk menjaga protokol kesehatan.

Uyon Uyon 062023 02

Komposisi Gendhing:

  1. Gendhing Pambuka: Ladrang Prabu Mataram Laras Slendro Pathet Sanga.
  2. Gendhing Soran: Gendhing Undhuk Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Semang, jangkep sadhawahipun.
  3. Gendhing Lirihan I: Gendhing Dhempel Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Lahela, dhawah Ladrang Langen Suka Laras Slendro Pathet Sanga.
  4. Gendhing Lampah Bedhaya Gandakusuma.
  5. Gendhing Lirihan III: Bawa Swara Sekar Ageng Sudirawarna Laras Slendro Pathet Manyura, katampen Gendhing Gundes, Kendhangan Candra, dhawah Ladrang Madu Retna, minggah Ketawang Ganda Sari Laras Slendro Pathet Manyura.
  6. Gendhing Lirihan III: Gendhing Ngudyasari Laras Pelog Pathet Barang, minggah Ladrang Nyemayani, kalajengaken Ketawang Sri Lulut Laras Pelog Pathet Barang.
  7. Gendhing Panutup: Ladrang Tedhak Saking Laras Pelog Pathet Barang.

Uyon Uyon 062023 01

Sinopsis Bedhaya Gandakusuma

Bedhaya Gandakusuma merupakan salah satu tari klasik Keraton Yogyakarta yang berkisah tentang bedhah (jatuh)-nya Kadipaten Madiun dan perjumpaan romantis antara Panembahan Senopati dari Mataram dengan Retno Dumilah, putri Panembahan Madiun. Peperangan ini terjadi pada masa awal kebangkitan Mataram saat Panembahan Senopati berupaya memperluas wilayah kekuasaannya sampai daerah Madiun. Peperangan tersebut berakhir dengan luluhnya hati Retno Dumilah yang kemudian diperistri Panembahan Senopati.

Bedhaya Gandakusuma pertama kali muncul pada era Sri Sultan Hamengku Buwono II. Setelah itu, Bedhaya Gandakusuma juga hadir pada era Sri Sultan Hamengku Buwono V, Sri Sultan Hamengku Buwono VII, dan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Dalam tradisi tari klasik di lingkungan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, beberapa tarian kerap diputrani atau diduplikasikan oleh sultan yang tengah berkuasa. Artinya, tarian yang sudah hadir pada periode sebelumnya, kemudian dimunculkan lagi dan disesuaikan dengan kehendak raja yang bertakhta saat itu. Penyesuaian tersebut dapat berupa ragam gerak, pemadatan durasi pertunjukan, dan lain-lain. Pada Uyon-Uyon Hadiluhung 26 Juni 2023, yang disajikan adalah Bedhaya Gandakusuma karya (Yasan Dalem) Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1935).

Salah satu yang khas dari Bedhaya Gandakusuma ini adalah adanya rakit semu gelar. Rakit ini menampilkan penari posisi endhel yang melakukan gerakan tari dalam posisi berdiri. Sedangkan delapan penari lainnya berada pada level rendah yaitu jengkeng. Inti cerita dari Bedhaya Gandakusuma tersaji pada rakit gelar. Rakit ini menggambarkan peperangan antara Panembahan Senopati (penari batak) melawan Retno Dumilah (penari endhel pajeg) yang berakhir dengan keduanya saling jatuh cinta.

Pertunjukan Bedhaya Gandakusuma kali ini didukung oleh:

Paraga Patuh

  1. Nyi MB Rimongmatoyo (Batak)
  2. Mg. Dhiwya Pasthika (Endhel)
  3. Mg. Ardhana Wikanestri (Jangga)
  4. Mg. Ayu Wina Tirta (Apit Ngajeng)
  5. Mg. Tesalonika Verona Yuwara (Apit Wingking)
  6. Mg. Sabhrina Diva Hanis Putri (Dhadha)
  7. Mg. Savina Aurellia Paviyani (Endhel Wedalan Ngajeng)
  8. Mg. Putri Nurjanah (Endhel Wedalan Wingking) 
  9. Nyi MB Sarimatoyo (Buntil)

Paraga Bela

  1. Mg. Rena Tri Rahayu
  2. Mg. Ummi Auliaa Augustia

Pamucal Beksa

  1. Nyi MW Widyawahyubudaya
  2. Nyi RL Sastrawidyakartika

Panata Gendhing Beksan: MRy Susilomadyo

Panata Gendhing Uyon-Uyon:  MB Brongtomadyo

Kandha: RW Widodomondro

Keprak: KMT Suryowaseso

Panata Busana: MB Kayunsumekto

Produser: Nyi RL Kusumarastrimatoyo