Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar

Sabtu (31/7) pukul 19.00 WIB, Keraton Yogyakarta secara resmi menutup Pameran Bojakrama: Jamuan Kenegaraan Keraton Yogyakarta. Menandai penutupan pameran, GKR Bendara menyampaikan sambutan secara virtual melalui kanal Youtube Kraton Jogja. Sejak 2 April, pameran bertema boga dan perjamuan di keraton digelar dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem ke-32 Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pameran semula direncanakan berakhir pada Minggu (27/6), kemudian diperpanjang selama satu bulan melihat apresiasi dan antusias masyarakat Yogyakarta saat mengunjungi pameran. 

Perpanjangan pameran ini ditandai dengan gelaran Wayang Wong secara virtual oleh KHP Kridhomardowo dengan lakon Jumenengan Prabu Kalithi. Pertunjukan ini juga ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube Kraton Jogja pada 27/6 pukul 19.00 WIB. Meski demikian, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Yogyakarta berdampak pada penutupan pameran sementara hingga berakhirnya gelaran tersebut.

Bojakrama Penutupan 01

Dalam kondisi pandemi, penyelenggaraan pameran di keraton memiliki tantangan tersendiri. Tantangan ini tidak hanya pada tata pamer yang harus selalu bersih, tetapi juga sistem kunjungan turut diatur sedemikian rupa agar tetap patuh dengan protokol kesehatan. “Perihal protokol kesehatan, keraton menaruh perhatian khusus dengan menerapkan sistem kunjungan berkala dalam menikmati pameran,” tutur GKR Bendara.

Lebih dari 10.000 pengunjung hadir dalam kurun waktu 3 bulan. Meski jumlah pengunjung begitu banyak, Tepas Pariwisata Keraton Yogyakarta selalu membagi setiap rombongan secara bertahap agar tidak terjadi kerumunan saat mengunjungi galeri pameran. Konsentrasi terhadap kenyamanan, keamanan, dan tentunya protokol kesehatan senantiasa diberlakukan selama penyelenggaraan pameran ini. 

Bojakrama Penutupan 02

Saat menyampaikan pidato penutupan, GKR Bendara tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh instansi yang mendukung penyelenggaraan pameran baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, Gusti Bendara juga mengapresiasi berbagai dukungan media cetak maupun elektronik yang selalu membantu keraton dalam mewartakan nilai-nilai dan budaya Yogyakarta.

Selama pameran berlangsung, keraton turut menghadirkan agenda pendukung seperti sudut kurator, virtual tur, hingga diskusi daring dalam rangka memperingati Hari Teh Dunia. Dalam agenda-agenda tersebut, peserta yang hadir tidak kalah banyak. Hal ini menjadi penghargaan bagi keraton terutama tim pameran sebab mendapat dukungan oleh masyarakat luas dalam upaya melestarikan kebudayaan, khususnya sejarah di Keraton Yogyakarta.