Peringatan Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Bawono ka 10 ke-29

Tiap tahun Keraton Yogyakarta memperingati hari penobatan sultan yang sedang bertakhta. Rangkaian kegiatan ini dikenal sebagai Tingalan Jumenengan Dalem. Tingalan Jumenengan Dalem bagi Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 diperingati tiap tanggal 29 Rejeb Tahun Jawa.

Pada tahun ini, rangkaian kegiatan Tingalan Jumenengan Dalem berlangsung dari hari Senin (24/4) sampai dengan Jumat (28/4). Rangkaian upacara diawali dengan Ngebluk, yakni prosesi pembuatan jladren (adonan apem) yang dipimpin oleh Permaisuri Keraton Yogyakarta, GKR Hemas di Bangsal Sekar Kedhaton.

Keesokan harinya (25/4), digelar prosesi pembuatan apem yang dikenal dengan upacara Ngapem. Sekitar pukul 10.00 WIB GKR Hemas tiba di Bangsal Sekar Kedhaton didampingi empat dari lima Putri Dalem. Pada kesempatan ini, GKR Hayu tidak dapat hadir karena sedang berada di luar negeri. Proses pembuatan apem yang dilakukan bersama dengan para Sentana Dalem Putri dan dibantu oleh Abdi Dalem Keparak berjalan lancar. “Jladren apem melimpah, semoga melimpah juga rejeki keraton dan Ngarsa Dalem,” ujar GKR Maduretno.

Pada saat yang bersamaan, Kawedanan Hageng Punakawan Widyabudaya menyiapkan ubarampe Labuhan di Bangsal Manis. Ubarampe selanjutnya diinapkan di Gedhong Prabayeksa untuk kemudian didoakan.

Pada hari ketiga, Rabu (26/4), bertepatan dengan hari penobatan Sultan, diselenggarakan upacara Sugengan yang dipimpin oleh GKR Condrokirono. Seluruh apem yang telah dibuat pada saat Ngapem dikeluarkan dan ditata berjajar di Tratag Bangsal Kencana, lalu dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Abdi Dalem Kanca Kaji bersama Abdi Dalem Suranata. Seusai didoakan, seluruh ubarampe dibawa menuju Kagungan Dalem Bangsal Sri Manganti, sedang apem dibagikan kepada seluruh Abdi Dalem yang ada di Keraton Yogyakarta.

Sebagai puncak dari rangkaian Tingalan Jumenengan Dalem, diselenggarakan upacara Labuhan di tiga tempat berbeda, yakni Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Upacara pemberangkatan ubarampe untuk ketiga Labuhan tersebut dipimpin oleh GKR Mangkubumi di Bangsal Sri Manganti pada hari Kamis pagi (27/4).

Ubarampe Labuhan Parangkusumo diserahterimakan oleh KRT Wijoyo Pamungkas kepada juru kunci Parangkusumo, Mas Panewu Suraksa Jaladri di Kantor Kecamatan Kretek, Bantul. Ubarampe kemudian dibawa ke Cepuri Parangkusumo untuk didoakan dan dilabuh ke laut.

Masih di hari yang sama, dilakukan juga serah terima ubarampe Labuhan Lawu yang dipimpin oleh KRT Rintaiswara kepada Sekda Karanganyar, serta ubarampe Labuhan Merapi kepada juru kunci Merapi, Mas Kliwon Surakso Hargo. Pergelaran wayang kulit semalaman suntuk pun diselenggarakan di kedua tempat tersebut, di Dusun Nano, Tawangmangu-Karanganyar dan di Dusun Kinahrejo, Yogyakarta.

Jumat (28/4) dini hari pukul 02.00, Abdi Dalem yang bertugas untuk melaksanakan Labuhan Lawu berangkat menuju Hargo Dalem di mana perjalanan ditempuh selama kurang lebih 8 jam. Sedang pada pukul 06.00 dilakukan prosesi pemberangkatan ubarampe Labuhan Merapi dari Kinahrejo ke Sri Manganti, lokasi upacara labuhan di lereng Gunung Merapi. Ubarampe tersebut sampai di Sri Manganti sekitar pukul 08.00, kemudian dilabuh dan didoakan dalam upacara yang dipimpin oleh Mas Kliwon Surakso Hargo.