Peringati Idulfitri, Keraton Gelar Pembagian Pareden dan Ngabekten Secara Terbatas

Peringatan Idulfitri 1443 H/ Sawal Alip 1955 di Keraton Yogyakarta ditandai dengan pembagian ubarampe gunungan Garebeg Sawal dan prosesi Ngabekten yang digelar secara terbatas. Pembagian ubarampe dilakukan pada Selasa (03/05) pagi, sementara Ngabekten dilakukan pada Selasa (03/05) dan Rabu (04/05). Penyederhanaan prosesi ini dilakukan mengingat pandemi Covid-19 di DIY masih belum usai. 

Seperti halnya dua tahun terakhir, pembagian ubarampe dilakukan mulai pukul 08.00 WIB di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti. Mantu Dalem KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan KPH Yudanegara membagikan pareden gunungan berupa sekitar 2.700 tangkai rengginang kepada para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan. 

Meskipun prosesi disederhanakan, esensi dari Garebeg tetaplah sama seperti Garebeg sebagaimana mestinya yakni sedekah dari raja kepada rakyatnya. “Meski pandemi di DIY relatif melandai, kami masih melakukan Garebeg secara terbatas, namun demikian esensi Garebeg tidaklah hilang, yakni sebagai sedekah dari raja kepada rakyat,” jelas KPH Purbodiningrat. 

Garebek Syawal 2022 01

Utusan Dalem yang mengantar ubarampe gunungan ke Kompleks Kepatihan yakni KRT Widyacandra Ismayaningrat dan KRT Wiraguna yang selanjutnya diterima Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji. Sementara, Utusan Dalem ke Pura Pakualaman adalah KRT Wijoyopamungkas dan KRT Sumarno Kusumoyudo dan diterima oleh KPH Indrokusumo. Selepas prosesi pembagian pareden gunungan usai, agenda dilanjutkan dengan prosesi Ngabekten Kakung yang digelar di Kagungan Dalem Bangsal Kencana

Pelaksanaan Prosesi Ngabekten 

Kanjeng Purbo menambahkan, selain membagikan ubarampe gunungan, Keraton Yogyakarta secara terbatas mulai kembali melaksanakan Ngabekten atau tradisi sungkeman di keraton. Ngabekten digelar dalam dua tahap yakni Ngabekten Kakung, Selasa (03/05) dan Ngabekten Putri, Rabu (04/05). 

Ngabekten Kakung diikuti Adipati Pakualaman KGPAA Paku Alam X, Bapak Bupati/Wali kota di DIY beserta para wakilnya, serta para Kanjeng dari tepas dan kawedanan di keraton. Jumlahnya ada sekitar 80 orang. Di dalamnya juga termasuk Penghageng, Carik, dan Hartakan atau lima orang perwakilan dari masing-masing tepas serta kawedanan, Mantu Dalem, juga beberapa Sentana Dalem Kakung,” jelasnya. Prosesi Ngabekten Kakung dimulai tepat pukul 11.00 WIB, sesaat setelah Ngarsa Dalem miyos di Kagungan Dalem Bangsal Kencana dari Gedhong Prabayeksa. Prosesi berlangsung sekitar satu jam.

Ngabekten Kakung 2022

Sementara, keesokan harinya, Rabu (04/05) dilaksanakan prosesi Ngabekten Putri di Tratag Gedhong Prabayeksa pukul 10.00 WIB. Ngabekten ini diikuti permaisuri GKR Hemas, Putri Dalem, para Ibu/istri Bupati/Wali kota di DIY beserta istri para wakilnya, Abdi Dalem Keparak, dan beberapa perwakilan Sentana Dalem Putri. Keseluruhan prosesi diakhiri pada pukul 11.15 WIB. 

Dalam kondisi biasa, tata cara Ngabekten di keraton dilakukan dengan ngaras jengku (mencium lutut Sri Sultan) sebagai bentuk tanda bakti dan penghormatan. Terkecuali bagi Sentana Dalem yang berusia lebih tua dari Ngarsa Dalem, termasuk Adipati Pakualaman, sungkem pangabekten dilakukan dengan Sembah Karna atau mengangkat kedua telapak tangan segaris lurus dengan daun telinga. 

Ngabekten Putri 2022

Akan tetapi, berkaitan dengan situasi pandemi, prosesi Ngabekten kali ini dilakukan dengan lampah dodok (berjalan jongkok) dan menghaturkan sembah hormat (mengatupkan kedua telapak tangan di depan hidung) kepada Ngarsa Dalem dari jarak 1 meter. Seluruh partisipan Ngabekten wajib mengenakan masker dan telah melakukan tes antigen Covid-19 dengan hasil negatif.