Miyos Gangsa Tandai Sekaten Tahun Dal 1951 J

Pasar malam di Alun-alun Utara sejatinya ada untuk menyambut Sekaten yang berlangsung tanggal 6-12 Mulud. Sekaten dengan diawali dengan prosesi Miyos Gangsa atau keluarnya Gamelan Sekati, yakni Kanjeng Kiai Gunturmadu dan Kanjeng Kiai Nagawilaga dari keraton. Gamelan tersebut selanjutnya akan ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe dan ditabuh selama satu minggu. Rentang waktu inilah yang kemudian disebut sebagai Sekaten.


Pada tahun Dal 1951 ini, Hajad Dalem Miyos Gangsa diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta pada Jumat (24/11). Sore pukul tiga, gamelan dibawa ke Bangsal Pancaniti. Malam harinya, tiga Putri Dalem yaitu GKR Mangkubumi, GKR Hayu, dan GKR Bendara menyebar udhik-udhik di halaman Bangsal Pancaniti.

Pukul sebelas malam, kedua perangkat gamelan dikawal oleh prajurit menuju Masjid Gedhe. Kanjeng Kiai Gunturmadu dikawal oleh Bregada Prawiratama sedang Kanjeng Kiai Nagawilaga dikawal oleh Bregada Jagakarya. Gamelan tersebut akan ditabuh setiap hari, kecuali Kamis malam sampai Jumat siang.


Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Purwadi, saat ditemui dalam Hajad Dalem Miyos Gangsa, memberikan himbauan kepada masyarakat agar dapat berlaku tertib dan suportif terhadap aturan supaya semua rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar hingga akhir kegiatan.


Rangkaian acara Sekaten pada tahun Dal lebih istimewa dibanding Sekaten pada tahun-tahun yang lain. Pada tahun Dal yang datang tiap delapan tahun sekali, terdapat acara Jejak Beteng yang dilakukan oleh Sri Sultan dan munculnya Gunungan Kutug yang dibagikan untuk kerabat Sultan.


Sebagian besar dari rangkaian acara Sekaten ini dapat disaksikan oleh masyarakat umum. Hari Selasa (28/11), diadakan upacara Numplak Wajik di Kemagangan pada pukul 15.30. Hari Kamis (30/11), diselenggarakan Pesowanan Malam Garebeg di Masjid Gedhe pada pukul 20.00. Acara yang dihadiri oleh Sri Sultan tersebut akan dilanjutkan dengan Jejak Beteng pada pukul 23.00 di butulan Masjid Gedhe arah Jalan Kauman. Acara dilanjutkan dengan Kondur Gangsa, gamelan dibawa kembali ke keraton pada pukul 00.00. Upacara Garebeg dilaksanakan hari Jumat (1/12) mulai pukul 09.00, masyarakat dapat melihat dan mendapatkan gunungan yang diarak melewati Alun-Alun Utara menuju Masjid Gedhe, Kepatihan, dan Puro Pakualaman.