Keraton Yogyakarta Gelar Hajad Dalem Garebeg Sawal Je 1950

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menghelat Hajad Dalem Garebeg Sawal Je 1950 atau 2017 M pada hari Senin (26/6). Sebelumnya, juga telah diselenggarakan upacara Numplak Wajik pada hari Jumat (23/6) dan Gladhi Resik Prajurit pada hari Sabtu (24/6).

Upacara Numplak Wajik merupakan awal dari proses pembuatan gunungan yang biasanya dilaksanakan tiga hari sebelum Garebeg. Dipimpin oleh putri bungsu Sultan, GKR Bendara, upacara dilangsungkan sekitar pukul 16.00 di Panti Pareden, Kemagangan. Sembari upacara berlangsung, terdapat iringan bunyi musik gejog lesung yang dimaksudkan sebagai penolak bala. Di akhir upacara, juga dibagikan lisah konyoh (lulur) yang juga dipercaya sebagai penolak bala.

Keesokan harinya (24/6), diselenggarakan Gladhi Resik Prajurit pada pukul 16.00. Adapun rute yang ditempuh merupakan rute yang nantinya juga akan ditempuh pada perhelatan Garebeg Sawal, yakni Pratjimosono, Kamandhungan Lor, Sitihinggil Lor, Pagelaran, dan berakhir di Alun-Alun Utara.

Penyelenggaraan Garebeg Sawal Je 1950 pada hari Senin (26/6) dimulai pukul 08.00 dengan pengambilan Dwaja (bendera) Prajurit oleh Dwaja Dara di Bangsal Sri Manganti. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi pelepasan sarung Dwaja Prajurit dan Hormat Dwaja di Pratjimosono. Setelah itu, satu per satu Bregada Prajurit meninggalkan Pratjimosono. Terdapat 10 Bregada Prajurit dari Keraton Yogyakarta, yaitu Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Bugis dan Surakarsa. Prajurit Bugis inilah yang mengawal gunungan ke Kepatihan, sementara prajurit Surakarsa mengawal gunungan ke Masjid Gedhe. Prajurit Plangkir serta Drahgunder dari Puro Pakualaman mengawal gunungan ke Puro Pakualaman.

Ditandai dengan tembakan salvo dari Bregada Prajurit, satu per satu gunungan dibawa keluar dari Bangsal Pagelaran menuju ketiga tempat tujuan. “Ada lima macam gunungan, yaitu gunungan estri, kakung, gepak, dharat, dan pawuhan.” ujar KRT Rintaiswara. Tahun ini, yang berkesempatan membawa gunungan adalah warga dari Kali Pucang, Jambu Mete, Bangun Jiwo, Kasihan, Bantul. Usai pembacaan doa, masyarakat yang hadir pun beramai-ramai memperebutkan gunungan dengan antusias.