Manunggaling Surasa, Gya Dolan Sesarengan Hadir Lebih Inklusif

Keraton Yogyakarta (26-27/07) kembali menggelar Festival Gya! Dolan Sesarengan dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2025. Festival tersebut dimotori oleh KHP Nitya Budaya selama dua hari dengan lokasi penyelenggaraan di Kagungan Dalem Wahanarata serta menghadirkan berbagai macam pengalaman bagi anak dan orang tua. Acara ini secara resmi dibuka oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara yang didampingi oleh seniman Dwi Sasono, perwakilan Badan Otorita Borobudur, serta jajaran dari Dinas Pariwisata dan Dinas Sosial Kota Yogyakarta. Pembukaan ditandai dengan memainkan mainan tradisional "otok-otok," sebuah simbol keceriaan khas anak-anak Indonesia.

7 07 Small

Mengusung tema “Manunggaling Surasa” yang berarti bersatu dalam rasa yang sama, Gya Dolan Sesarengan menekankan nilai inklusivitas dengan menghadirkan ruang setara bagi anak-anak penyandang disabilitas. Mereka diberi kesempatan untuk menjadi pengisi acara sekaligus menikmati kawasan Wahanarata bersama anak-anak lainnya. Di sisi lain, festival ini mengajak keluarga di Yogyakarta untuk merayakan kebersamaan dan keberagaman melalui aneka dolanan tradisional dan kegiatan budaya.

1 01 Small

Dalam sambutannya, GKR Bendara menyampaikan, “Kegiatan ini bukan sekadar festival anak biasa, melainkan sebuah ruang edukasi budaya yang penting untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda sejak dini.” Sementara itu, Dwi Sasono menambahkan, “Penting bagi kita memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak sebagai bentuk melestarikan identitas budaya sekaligus media pendidikan karakter.”

2 02 Small

Festival kali ini dibagi menjadi tiga kegiatan besar, pasar yang mengusung tema Eco Culture Market bekerja sama dengan Pasar Wiguna. Lokakarya Bocah yang mengajak anak-anak untuk menggali kreativitas anak dalam seni lukis dan ecoprint. Sementara panggung bocah merupakan ruang ekspresi bagi anak-anak untuk menunjukkan bakat dan talenta seni mereka. Panggung bocah selanjutnya menjadi ruang hiburan yang didukung oleh berbagai komunitas, seperti Jogja Disability Art yang berkolaborasi dengan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS DIY), menampilkan pertunjukan angklung interaktif yang inspiratif.

21 21 Small

Tidak ketinggalan, pentas Tari Topeng dari Desa Wisata Bobung, Gunung Kidul, menjadi salah satu daya tarik utama, menampilkan kolaborasi apik antara anak-anak dan dewasa dalam seni tari yang ekspresif dan sarat makna moral. Penonton juga dihibur oleh penampilan Omah Cangkem yang mengajak interaksi langsung melalui musik dan gerak lagu yang edukatif dan menyenangkan.

Selain itu, hadir pula sesi gelar wicara inklusif bersama komunitas Ruma Guna Karsa, yang membahas pentingnya dukungan dan komunikasi yang baik antara caregiver dengan Orang Dengan Skizofrenia (ODS), serta kampanye penting tentang anti-bullying yang disampaikan melalui pementasan Ketoprak oleh Baskom AFC.

53 53 Small

Festival ini juga dimeriahkan oleh kegiatan menarik lainnya seperti wisata edukasi Turangga, Kinder Musea dengan konsep jelajah museum yang interaktif, serta edukasi bahasa Jawa bagi anak bersama Tamanan, konten ramah anak Keraton Yogyakarta.

Digelar selama dua hari, lebih dari 600 pengunjung hadir setiap harinya. Gya Dolan Sesarengan 2025 tidak sekadar momentum merayakan Hari Anak Nasional, namun menjadi langkah strategis dari Keraton Yogyakarta untuk melestarikan budaya, memberi ruang setara pada anak, keluarga, dan komunitas, serta turut mendukung budaya inklusif yang harmonis di Yogyakarta.