Upacara Ngabekten JE 1958, Keraton Yogyakarta ‘Mengembalikan’ Pranatan Dalem
- 05-04-2025

Sejalan dengan Hajad Dalem Garebeg Sawal, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Hajad Dalem Ngabekten. Rangkaian Hajad Dalem Ngabekten Je 1958 dilaksanakan sesaat setelah prosesi garebeg dimulai. Pisowanan Ngabekten Kakung (laki-laki) diselenggarakan pada hari pertama Senin Pahing (31/3), sementara Parakan Ngabekten Putri (perempuan) diselenggarakan keesokan harinya, pada Selasa Pon (1/4). Ngabekten dalam bahasa dan budaya Jawa berasal dari kata bekti, yang merupakan bentuk rasa hormat dan bakti. Dalam prosesi ini, Ngabekten menjadi bentuk bakti dan penghormatan kepada Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10, selayaknya tradisi sungkeman yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya saat momentum Lebaran. Secara umum prosesi Ngabekten dihaturkan kepada Sultan dengan cara Ngaras Jengku atau mencium lutut Sultan. Terkecuali, bagi kerabat yang berusia lebih tua dari Sultan, prosesi Ngabekten dilakukan dengan cara Sembah Karna atau mengangkat kedua telapak tangan setinggi daun telinga. Sembah karna ini juga berlaku untuk atur pangabekten dari Adipati Paku Alam kepada Sri Sultan.
Ngabekten Kakung berlangsung di Kagungan Dalem Bangsal Kencana dan terbagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama, yakni sekitar pukul 09.00 WIB adalah Ngabekten Hageng Kakung yang dihadiri oleh Adipati KGPAA Paku Alam X, empat Mantu Dalem (KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan KPH Yudanegara), BPH Kusumo Bimantoro, Sentana Dalem Kakung, dan Abdi Dalem laki-laki berpangkat Bupati. Turut hadir Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Bupati dan Wakil Bupati Bantul, Wakil Bupati Sleman, Wakil Bupati Gunungkidul.
Kelompok kedua, sekitar pukul 13.15 WIB, berlangsung Ngabekten Gangsal Jungan yang dihadiri oleh Abdi Dalem Punakawan berpangkat Wedana ke atas. Selanjutnya kelompok ketiga pukul 14.00 WIB, berlangsung Ngabekten Darah Dalem yang dilangsungkan di Tratag Gedhong Prabayeksa, diikuti khusus oleh Wayah Dalem Kakung atau cucu laki-laki Sultan yang pernah bertakhta. Ngabekten Wayah Dalem diawali oleh RM Drasthya Wironegoro (putra GKR Mangkubumi dengan KPH Wironegoro), RM Manteyyo Kuncoro Suryonegoro (putra GKR Hayu dan KPH Notonegoro) yang baru pertama kali menghaturkan sungkem pangabekti kepada Eyang Ngarsa Dalem Ka 10, dan RM Radityo Mandhala Yudo (putra GKR Bendara dan KPH Yudanegara) yang sudah kedua kalinya menghaturkan sungkem pangabekti. Selanjutnya ikuti lampah-lampah Ngabekten diteruskan oleh Wayah Dalem dari Sultan-sultan sebelumnya.
Rangkaian prosesi Ngabekten hari pertama diakhiri kelompok keempat, yakni Ngabekten Mirunggan pada pukul 15.00 WIB, yang diikuti oleh Abdi Dalem yang berkaitan dengan urusan keagamaan, yaitu Kanca Kaji, Kanca Suranata, Kanca Pengulon, serta Abdi Dalem Juru Kunci (penjaga Kagungan Dalem; masjid, makam, dan petilasan). Sungkem pangabekten diawali oleh para Abdi Dalem Pengulon dan kemudian diakhiri oleh Abdi Dalem Juru Kunci (Puralaya).
Keesokan harinya, dilaksanakan Ngabekten Putri yang berlangsung dalam 2 kelompok. Kelompok pertama, yakni Ngabekten Hageng Putri yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB di Tratag Gedhong Prabayeksa. Prosesi dimulai dengan sungkem pangabekten yang dihaturkan oleh Permaisuri GKR Hemas dan diikuti oleh putri sulung Sultan, GKR Mangkubumi, kemudian GKBRAy Adipati Paku Alam (istri KGPAA Paku Alam X), disusul keempat Putri Dalem lainnya; GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara. Selanjutnya, sungkem pangabekten dilakukan oleh kakak Sultan, Garwa Pangeran, Wayah Dalem Putri, Sentana Dalem Putri, serta Abdi Dalem putri golongan Punakawan dan Kaprajan. Turut hadir Bupati Gunungkidul serta istri pejabat lainnya setingkat wali kota, bupati, serta wakilnya.
Siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, dilaksanakan Ngabekten Abdi Dalem Putri (Keparak Para Gusti) berpangkat Wedana dan Bekel di Tratag Gedhong Prabayeksa. Pada prosesi Ngabekten Abdi Dalem Putri, Ngarsa Dalem turut mengundang seluruh Abdi Dalem Putri dari kawedanan (kantor/divisi) di keraton dari pangkat Jajar untuk dapat melaksanakan Ngabekten. Momentum tersebut menjadi kali pertama Ngarsa Dalem memberi kesempatan Abdi Dalem Putri berpangkat Jajar dapat mengaturkan hormat dan bakti secara langsung. Perubahan aturan ini didasarkan pada upaya mengembalikan Pranatan Lampah-lampah Hajad Dalem Garebeg Sawal yang telah berlangsung beberapa waktu sebelumnya. Rangkaian Hajad Dalem Ngabekten Putri hari kedua diakhiri dengan Abdi Dalem Keparak yang melakukan Ngabekten di Pendapa Ndalem Kilen kepada Permaisuri GKR Hemas.