Garebeg Sawal JE 1958, Keraton Hadirkan Abdi Dalem Palawija

Senin Pahing (31/3) atau 1 Sawal Je 1958, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Hajad Dalem Garebeg Sawal. Agenda rutin ini merupakan perayaan Idulfitri 1446 Hijriah sekaligus menjadi momentum sedekah Sultan bagi masyarakat. Pada perayaan Garebeg Sawal kali ini, keraton kembali merevitalisasi kelompok Abdi Dalem dan kesatuan prajurit dari masa pemerintahan Sultan-sultan sebelumnya. Beberapa kelompok Abdi Dalem yang direvitalisasi di antaranya Abdi Dalem Priyantaka, Abdi Dalem Srati, dan Abdi Dalem Palawija. Sementara kesatuan prajurit yang direvitalisasi di antaranya wakil Kapten dari 3 bregada/prajurit yaitu Patangpuluh, Bugis, dan Suranata, serta kembalinya Prajurit Jager.

Desain Postingan 3

Revitalisasi kelompok Abdi Dalem dan kesatuan prajurit Keraton Yogyakarta dilakukan atas dasar dokumen sejarah, baik arsip Yogyakarta pada tahun 1788 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I maupun beberapa naskah dan pranatan semasa pemerintahan Sri Sultan Hamenku Buwono VIII, tahun 1930an. Beberapa sumber litografi karya Moens maupun Abdi Dalem digunakan sebagai acuan dalam proses revitalisasi kelompok Abdi Dalem dan prajurit, termasuk jumlah dan tata busananya.

Whats App Image 2025 03 31 at 08.29.57

Dari seluruh revitalisasi tersebut, kehadiran Abdi Dalem Palawija menjadi perhatian tersendiri bagi keraton. Pasalnya revitalisasi kelompok Abdi Dalem Palawija berhubungan dengan keberadaan Sultan sebagai pemelihara mikrokosmos dan makrokosmos dalam budaya Jawa. Sultan sebagai pewaris dari wangsa Mataram Islam merupakan pengayom dari kelompok wujil, cebol, walikan, paliser, bucu, lan dhampit seperti yang tertulis dalam Babad Tanah Jawa. Jika ditinjau dari kondisi masyarakat saat ini, proses revitalisasi Abdi Dalem Palawija merupakan bentuk pengayoman sultan sebagai raja kepada seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta sebagai institusi budaya menjadi ruang inklusif bagi masyarakat disabilitas.

Desain Postingan 5

“Revitalisasi Abdi Dalem dan kelompok prajurit merupakan tanggung jawab keraton sebagai institusi budaya. Hasilnya tidak langsung jadi, perlu proses riset dan membandingkan beberapa sumber naskah. Saat ini keraton masih terus berproses untuk melestarikan budaya tersebut agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang,” ungkap Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kepajuritan, Keraton Yogyakarta.

Desain Postingan 7

Pelaksanaan rangkaian upacara Hajad Dalem Garebeg Sawal secara umum tidak mengalami perubahan. Keraton Yogyakarta menyediakan lima jenis gunungan, yakni dua Gunungan Kakung, satu Gunungan Estri, satu Gunungan Gepak, satu Gunungan Dharat, dan satu Gunungan Pawuhan, sehingga total terdapat enam buah gununganGunungan yang telah diinapkan semalam di Bangsal Pancaniti, kompleks Kamandungan Lor, kemudian dibawa oleh kelompok Narakarya (Kanca Abang) melalui Regol Brajanala – Sitihinggil Lor – Bangsal Pagelaran – keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe.

Desain Postingan 10

Pukul 10.30 WIB, lima gunungan sudah sampai di Masjid Gedhe dan selanjutnya didoakan oleh Abdi Dalem Pengulon. Satu Gunungan Kakung dan empat jenis gunungan lainnya kemudian diberikan kepada masyarakat yang menunggu giliran (nyadhong) di pelataran Masjid Gedhe tanpa rayahan, sementara satu Gunungan Kakung lainnya dibawa dan diberikan ke Kadipaten Pakualaman.

Desain Postingan 16

Di sisi lain, Kompleks Kepatihan dan Ndalem Mangkubumen menerima masing-masing 50 buah ubarampe pareden gunungan. Di Kompleks Kepatihan, pareden Gunungan dikawal oleh Bregada Bugis dan diantar oleh Utusan Dalem Kanjeng Mas Tumenggung Purohadiparwoto dan Kanjeng Raden Tumenggung Sudarto Danarto. Pareden gunungan selanjutnya diterima oleh Sekretaris Daerah Beny Suharsono, didampingi para kepala OPD di lingkungan Pemda DIY, dan dibagikan kepada Aparatur Sipil Negara Pemerintah DIY.

Desain Postingan 12

Sekitar pukul 11.30 WIB, ubarampe pareden gunungan telah tiba di Ndalem Mangkubumen dan diterima oleh GKR Mangkubumi, putri Sulung Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10. Usai menerima ubarampe pareden gunungan, GKR Mangkubumi didampingi oleh GKR Maduretno dan GKR Hayu membagikan ubarampe gunungan sebagai simbol sedekah Sultan kepada Abdi Dalem yang hadir, antara lain dari Kanca Nityabudaya, Puraraksa, Kridhamardawa, Parasraya Budaya, Keparak Para Gusti, serta Abdi Dalem dari Datu Dana Suyasa.

Desain Postingan 17

Selama pelaksanaan Hajad Dalem Garebeg Sawal, kompleks Kamandungan Kidul, Kemagangan, Kedhaton dan Kamandungan Lor (Keben) ditutup bagi masyarakat umum dan pariwisata. Ditutupnya kompleks Kamandungan Lor bagi masyarakat umum karena digunakan sebagai lokasi istirahat para prajurit sekaligus menjaga ketertiban dari prosesi Hajad Dalem. Meski demikian, masyarakat tetap dapat menyaksikan arak-arakan gunungan dari Bangsal Pagelaran hingga pelataran Masjid Gedhe. 

Desain Postingan 18

Pada waktu yang sama tengah berlangsung prosesi Ngabekten Kakung di dalam kompleks Kedhaton yang dihadiri oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X, Para Pangeran Sentana, Wali Kota dan Bupati terpilih di DIY, serta Abdi Dalem dengan pangkat wedana hingga bupati. Menutup rangkaian Garebeg Sawal, Keraton Yogyakarta menggelar pementasan Wayang Kulit semalam suntuk atau Ringgitan Bedhol Songsong. Bertindak sebagai dalang, Mas Lurah Cermo Kartiko membawakan lakon Sumantri Ngenger di Sasana Hinggil Dwi Abad (Kagungan Dalem Sitihinggil Kidul) mulai pukul 20.00 WIB. Pementasan wayang kulit tersebut terbuka dan disaksikan oleh masyarakat umum. 

Desain Postingan 19

Sehari sebelum Garebeg Sawal, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 mengundang Abdi Dalem Kanca Kaji untuk menerima Zakat Fitrah dan Zakat Mal. Zakat dari Ngarsa Dalem tersebut diwujudkan dalam bentuk uwos (beras) dan uang. Beras zakat dari Ngarsa Dalem kemudian dimasukkan dalam dua puluh delapan bokor sementara uang dimasukkan dalam satu bokor tertutup. Pagi harinya, bokor-bokor tersebut dibawa oleh Abdi Dalem Kanca Kaji menuju Masjid Gedhe beserta dua pisang sanggan sebelum pelaksanaan Hajad Dalem Garebeg Sawal dimulai. 

Desain Postingan 20

“Zakat dari Ngarsa Dalem diterima oleh Abdi Dalem Kanca Kaji secara simbolis sebanyak dua bokor. Kemudian seluruhnya diinapkan lebih dahulu di Kagungan Dalem Sedhahan, baru keesokan harinya akan diserahkan ke Masjid Gedhe,” jelas Mas Wedana Ngabdul Wahab dari Kanca Kaji.