Tamanan Seri ke-26, Mengenal Pertunjukan Wayang

Wayang Kulit merupakan salah satu kesenian tradisional yang sampai sekarang masih digelar di dalam hari-hari penting, seperti hari besar atau hajatan. Kisah yang dibawakan dalam Wayang Kulit banyak diilhami dari berbagai cerita, misalnya Mahabharata, Ramayana, dan Menak. Selain itu, Wayang Kulit berisikan kepercayaan atau budaya setempat tentang moral, budi pekerti luhur, maupun kritikan sosial. Wayang umumnya berbentuk pipih yang dibuat dari kulit hewan, khususnya kulit kerbau atau sapi yang dikeringkan.

Keraton Yogyakarta melalui konten Tamanan seri ke-26, mengajak orang tua untuk mengenalkan kembali kesenian ini sejak dini melalui kartu bergambar. Anak-anak diajak berkenalan tentang apa itu Wayang Kulit dan siapa saja yang terlibat dalam sebuah pertunjukan wayang, mulai dari dalang hingga atribut penting lainnya.

Tamanan Wayang 1

Orang tua dapat mengajak anak bermain dengan kartu yang telah disediakan dan menceritakan tema apa saja yang biasa dimainkan oleh dalang. Sembari orang tua dapat mencari gambar atau miniatur Wayang Kulit sesuai tema karakter dan dikenalkan pada anak-anak. Selain melestarikan kebudayaan, proses ini bertujuan agar anak sejak dini dapat mengenal tokoh-tokoh superhero yang ada di tanah kelahiran mereka.

Selain perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi dan motorik, pemahaman, dan penanaman budaya sejak dini membantu anak tumbuh dengan identitas dan karakter. Proses penanaman karakter adalah proses panjang yang tidak dapat dilakukan secara instan. Mengenalkan dan menanamkan kecintaan akan budaya asal pada anak sejak dini adalah proses yang perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar budaya tersebut tetap semi dan tidak tergerus waktu. Dalam proses penanaman ini, tentunya kelima aspek dasar perkembangan tersebut tetap dapat dilakukan. Apapun temanya, kreativitas dari orang tua menjadi sangat diperlukan dalam menerapkan stimulasi.

Tamanan Wayang 2

Kartu bergambar ditulis menggunakan 2 bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan penulisan JGST (Javanese General System of Transliteration), PUJL (Pelatinan Umum Jawa Latin), serta aksara Jawa. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kembali masyarakat pada bahasa Jawa dan beberapa jenis penulisannya. Aktivitas dengan kartu bergambar dapat dimainkan dari berbagai jenjang usia mulai dari anak usia 3 tahun sampai anak usia sekolah, bahkan remaja dan orang dewasa yang ingin belajar bahasa Jawa.

Tamanan Wayang 3

Simak kartu bergambar, audio pengujaran, dan panduan dalam pranala berikut. 

Tamanan - Mengenal Pertunjukan Wayang Kulit.pdf (3MB)

Tamanan - Audio Mengenal Pertunjukan Wayang Kulit.wav (15.1MB)