Tamanan Seri III, Mengenal Warna dan Arah Mata Angin
- 21-09-2021
Rubrik TAMANAN seri ketiga menghadirkan kartu bergambar dengan tema warna dan arah mata angin. Kartu bergambar kali ini menyajikan 11 macam warna serta 8 penjuru mata angin dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa Ngoko dan Bahasa Jawa Krama. Sementara untuk penulisan aksara latin pada Bahasa Jawa menggunakan pedoman Javanese General System of Transliteration (JGST).
Mengenal warna dan arah pada anak merupakan salah satu indikator yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan kognitif. Kemampuan membedakan dan mengelompokkan warna atau arah mata angin berhubungan dengan kemampuan kognitif-logika. Hal ini nantinya akan menjadi salah satu dasar dari kemampuan asimilasi, adaptasi, dan akomodasi anak terhadap lingkungan baru.
Kartu bergambar warna dapat dimainkan untuk anak mulai usia 18 bulan. Pada usia ini, anak mulai belajar membedakan warna satu dengan lainnya. Namun demikian, orang tua perlu memahami bahwa anak baru benar-benar menguasai warna pada usia 4 tahun. Sehingga tidak perlu menuntut atau bahkan memaksa anak menghafal warna di usia terlalu dini. Sementara, kartu bergambar arah mata angin dapat dijadikan media belajar dan bermain pada anak dengan usia 5 tahun ke atas.
Bagi orang tua, lakukan stimulasi dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Kartu bergambar warna merupakan media bantu dalam mengenalkan obyek tertentu pada anak. Orang tua, pendamping, atau guru dapat memodifikasinya menjadi sebuah permainan dengan alat gambar dan mewarnai untuk menghadirkan suasana yang menarik.
Demikian pula pada kartu bergambar arah mata angin. Orang tua dapat mengemas kartu arah mata angin menjadi permainan tebak-tebakan, membuat percobaan arah dengan bayangan matahari, atau bahkan membuat permainan berburu harta karun dengan anak. Proses belajar yang menyenangkan akan membantu otak anak lebih santai dan siap menerima berbagai macam stimulasi.
Keraton Yogyakarta konsisten menghadirkan seri kartu bergambar dengan memuat informasi dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Harapannya, anak-anak usia dini mulai mengenal bahasa daerah. Orang tua juga makin menyadari pentingnya melestarikan kekayaan budaya tak benda yang berwujud bahasa dan budaya Jawa.
Simak kartu bergambar, audio pengujaran, beserta panduan penggunaan pada pranala berikut.